Selasa, 22 November 2011

Cerpen : Kado Untuk Ibu


            Sebelum berangkat sekolah , Dea meminta uang jajannya kepada ibunya. “ Bu, Ibu ! Mana uang jajanku ? “ teriak Dea dari dalam rumah. Ibu Dea yang sedang menyapu di halaman rumahnya pun langsung masuk ke dalam. “ Ada apa Dea, sampai teriak – teriak seperti itu ? “ jawab Ibu Dea. “ Iya biarin aja, mana uang jajanku ? “ ucap Dea. “ Ini , uang jajanmu untuk hari ini. “ kata Ibu Dea sambil memberikan uang jajan Dea. “ Lho, kok cuma segini si bu ? Mana cukup buat jajan hari ini. Sini , sini semuanya buat aku. “ bentak Dea. Ibu Dea pun hanya bisa sabar menghadapi sifat Dea yang seperti itu.
Seperti inilah kehidupan seorang anak yang hanya tinggal dengan ibunya di sebuah rumah sederhana. Ayah Dea  bekerja dengan pekerjaan serabutan di luar kota dan pulang dalam waktu sebulan sekali. Ibunya yang hanya bekerja sebagai penjual makanan keliling membuat hidup keluarga ini serba kekurangan. Walaupun sifat Dea seperti itu, tetapi ibunya sangat menyayanginya, karena Dea merupakan anak satu – satunya. Ibunya rela melakukan pekerjaan apapun demi mewujudkan keinginan Dea.
            Sesampainya di sekolah Dea pun langsung ke tempat duduknya dan menghampiri Rinda, teman sebangkunya. “ Hai Rin ! Liat PR Bahasa Inggris dong. Boleh ya ? “ ujar Dea sambil merayu Rinda. “ Huh .. kamu ini De , setiap pagi pasti seperti ini. “ jawab Rinda sambil memberikan buku PRnya. Jam pelajaran pertama pun dimulai. Sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.
            Saat istirahat ia selalu menggunakan uang jajannya dengan hal – hal yang tidak penting. Seperti membeli makanan yang cukup banyak. Dea memang anak yang sangat boros. Dalam kesehariannya di sekolah pun dia anak yang malas. Sebenarnya ia pintar, tapi ia malas dan tidak ingin berusaha sendiri dalam mengerjakan sesuatu. Karenanya, jika ada ulangan nilainya selalu pas – pasan atau terkadang kurang dari batas minimal.
            Sepulangnya dari sekolah, ia langsung makan dan tidur. Seperti itulah kegiatan Dea sehari – hari. “ Dea, makanannya sudah ibu siapkan di meja makan. “ kata ibu Dea. “ Hmm .. Cuma ada ini bu ? Gak ada yang lebih enak apa ? “ ucap Dea. “ Kamu kan tahu penghasilan ibu sehari – hari, jadi ibu hanya bisa masak seperti ini. Sudahlah kamu makan saja. “ pinta Ibu Dea. Setelah makan, Dea langsung tidur. Ia sangat jarang mambantu ibunya. Semu pekerjaan rumah dilakukan oleh ibunya.
            Minggu depan merupakan hari ulang tahun ibu Dea. Entah apa yang ada dipikiran Dea, tiba – tiba saja ia sangat ingin memberikan kado untuk ibunya. Sebenarnya Dea juga sayang kepada ibunya, tapi memang sifatnya yang seperti itu membuat ia terlihat seperti anak yang kasar. Tanpa sepengetahuan ibunya, ia berusaha untuk mengumpulkan uang untuk memberikan kado kepada ibunya. Tetapi ia bingung ingin memberikan kado apa. Dan akhirnya ia bercerita dan meminta pendapat kedua sahabatnya, Rinda dan Mitha.
            “ Tha, aku mau kasih kado nih ke ibu aku. Tapi aku bingung mau kasih apa. Kira – kira menurut kalian, aku kasih apa ya ? “ Tanya Dea. “ Hmm .. kalo kata aku sih mending kamu kasih beliau baju aja. “ ungkap Mitha dan Rinda. “ Baju ? Oke deh. “ jawab Dea.
            Setelah mendengar pendapat dari kedua sahabatnya, Dea pun langsung pergi ke sebuah toko baju dan melihat – lihat baju yang ada di sana. Dia sudah mencari baju apa yang akan ia beli untuk ibunya. Baju dengan motif batik berwarna coklat muda akan ia berikan kepada ibunya. Dengan susah payah ia berusaha untuk mengumpulkan uang dari sisa uang jajannya.
            Hari pun berlalu, tibalah esok hari ulang tahun ibunya. Tetapi, sampai hari ini kado yang akan ia berikan belum juga ia beli, karena uangnya masih belum cukup untuk membeli baju itu. Uangnya akan cukup jika ditambah dengan sisa uang jajannya tepat di hari esok. Akhirnya ia berencana untuk membeli baju itu setelah pulang sekolah.
            Keesokan harinya, setelah pulang sekolah ia langsung membeli baju itu. Lalu ia bungkus rapih dengan kertas kado berwarna hijau. Dengan semangat ia berjalan pulang menuju rumahnya. Setelah sampai di rumah, ia mencari ibunya dan ternyata ibunya tidak ada di rumah. Setelah lama mencari, Bu Lina, tetangganya datang ke rumahnya. “ Dea, tadi ibu tertabrak mobil dan sekarang dirawat di rumah sakit.” Kata bu Lina. Dea menangis dan ia langsung pergi ke rumah sakit.
            Sesampainya di rumah sakit, ia pun langsung memeluk ibunya. Sambil menangis ia meminta maaf kepada ibunya dan ia berjanji untuk tidak menjadi anak yang banyak menuntut serta menjadi anak yang rajin. Ibunya pun tersenyum dan senang melihatnya. Saat itu juga ia memberikan kado untuk ibunya. “ Bu, selamat ulang tahun .. Semoga ibu panjang umur , dan sehat selalu. Maafin Dea ya bu, Dea udah kasar ma ibu. Tapi Dea sayang banget sama ibu, cepet sembuh ya bu. “ ujar Dea sambil menangis.
            Akhirnya beberapa minggu kemudian, setelah Dea merawat ibunya, ibunya pun sembuh. Setelah itu, baju yang ia berikan dipakai oleh ibunya. Dea pun sangat senang melihatnya. Dalam hati, ibunya berharap semoga Dea dapat menjadi anak yang lebih baik lagi dari sebelumnya dan dapat selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada keluarganya.


karya : Riris Amanda Aviani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar