Sebelum berangkat sekolah , Dea
meminta uang jajannya kepada ibunya. “ Bu, Ibu ! Mana uang jajanku ? “ teriak
Dea dari dalam rumah. Ibu Dea yang sedang menyapu di halaman rumahnya pun
langsung masuk ke dalam. “ Ada apa Dea, sampai teriak – teriak seperti itu ? “
jawab Ibu Dea. “ Iya biarin aja, mana uang jajanku ? “ ucap Dea. “ Ini , uang
jajanmu untuk hari ini. “ kata Ibu Dea sambil memberikan uang jajan Dea. “ Lho,
kok cuma segini si bu ? Mana cukup buat jajan hari ini. Sini , sini semuanya
buat aku. “ bentak Dea. Ibu Dea pun hanya bisa sabar menghadapi sifat Dea yang
seperti itu.
Seperti
inilah kehidupan seorang anak yang hanya tinggal dengan ibunya di sebuah rumah
sederhana. Ayah Dea bekerja dengan
pekerjaan serabutan di luar kota dan pulang dalam waktu sebulan sekali. Ibunya
yang hanya bekerja sebagai penjual makanan keliling membuat hidup keluarga ini
serba kekurangan. Walaupun sifat Dea seperti itu, tetapi ibunya sangat
menyayanginya, karena Dea merupakan anak satu – satunya. Ibunya rela melakukan
pekerjaan apapun demi mewujudkan keinginan Dea.
Sesampainya di sekolah Dea pun
langsung ke tempat duduknya dan menghampiri Rinda, teman sebangkunya. “ Hai Rin
! Liat PR Bahasa Inggris dong. Boleh ya ? “ ujar Dea sambil merayu Rinda. “ Huh
.. kamu ini De , setiap pagi pasti seperti ini. “ jawab Rinda sambil memberikan
buku PRnya. Jam pelajaran pertama pun dimulai. Sampai akhirnya bel istirahat
berbunyi.
Saat istirahat ia selalu menggunakan
uang jajannya dengan hal – hal yang tidak penting. Seperti membeli makanan yang
cukup banyak. Dea memang anak yang sangat boros. Dalam kesehariannya di sekolah
pun dia anak yang malas. Sebenarnya ia pintar, tapi ia malas dan tidak ingin
berusaha sendiri dalam mengerjakan sesuatu. Karenanya, jika ada ulangan
nilainya selalu pas – pasan atau terkadang kurang dari batas minimal.
Sepulangnya dari sekolah, ia
langsung makan dan tidur. Seperti itulah kegiatan Dea sehari – hari. “ Dea,
makanannya sudah ibu siapkan di meja makan. “ kata ibu Dea. “ Hmm .. Cuma ada
ini bu ? Gak ada yang lebih enak apa ? “ ucap Dea. “ Kamu kan tahu penghasilan
ibu sehari – hari, jadi ibu hanya bisa masak seperti ini. Sudahlah kamu makan
saja. “ pinta Ibu Dea. Setelah makan, Dea langsung tidur. Ia sangat jarang
mambantu ibunya. Semu pekerjaan rumah dilakukan oleh ibunya.
Minggu depan merupakan hari ulang
tahun ibu Dea. Entah apa yang ada dipikiran Dea, tiba – tiba saja ia sangat
ingin memberikan kado untuk ibunya. Sebenarnya Dea juga sayang kepada ibunya, tapi
memang sifatnya yang seperti itu membuat ia terlihat seperti anak yang kasar. Tanpa
sepengetahuan ibunya, ia berusaha untuk mengumpulkan uang untuk memberikan kado
kepada ibunya. Tetapi ia bingung ingin memberikan kado apa. Dan akhirnya ia
bercerita dan meminta pendapat kedua sahabatnya, Rinda dan Mitha.
“ Tha, aku mau kasih kado nih ke ibu
aku. Tapi aku bingung mau kasih apa. Kira – kira menurut kalian, aku kasih apa
ya ? “ Tanya Dea. “ Hmm .. kalo kata aku sih mending kamu kasih beliau baju
aja. “ ungkap Mitha dan Rinda. “ Baju ? Oke deh. “ jawab Dea.
Setelah mendengar pendapat dari
kedua sahabatnya, Dea pun langsung pergi ke sebuah toko baju dan melihat –
lihat baju yang ada di sana. Dia sudah mencari baju apa yang akan ia beli untuk
ibunya. Baju dengan motif batik berwarna coklat muda akan ia berikan kepada
ibunya. Dengan susah payah ia berusaha untuk mengumpulkan uang dari sisa uang
jajannya.
Hari pun berlalu, tibalah esok hari
ulang tahun ibunya. Tetapi, sampai hari ini kado yang akan ia berikan belum
juga ia beli, karena uangnya masih belum cukup untuk membeli baju itu. Uangnya
akan cukup jika ditambah dengan sisa uang jajannya tepat di hari esok. Akhirnya
ia berencana untuk membeli baju itu setelah pulang sekolah.
Keesokan harinya, setelah pulang
sekolah ia langsung membeli baju itu. Lalu ia bungkus rapih dengan kertas kado
berwarna hijau. Dengan semangat ia berjalan pulang menuju rumahnya. Setelah
sampai di rumah, ia mencari ibunya dan ternyata ibunya tidak ada di rumah.
Setelah lama mencari, Bu Lina, tetangganya datang ke rumahnya. “ Dea, tadi ibu
tertabrak mobil dan sekarang dirawat di rumah sakit.” Kata bu Lina. Dea
menangis dan ia langsung pergi ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, ia pun
langsung memeluk ibunya. Sambil menangis ia meminta maaf kepada ibunya dan ia
berjanji untuk tidak menjadi anak yang banyak menuntut serta menjadi anak yang
rajin. Ibunya pun tersenyum dan senang melihatnya. Saat itu juga ia memberikan
kado untuk ibunya. “ Bu, selamat ulang tahun .. Semoga ibu panjang umur , dan
sehat selalu. Maafin Dea ya bu, Dea udah kasar ma ibu. Tapi Dea sayang banget
sama ibu, cepet sembuh ya bu. “ ujar Dea sambil menangis.
Akhirnya beberapa minggu kemudian,
setelah Dea merawat ibunya, ibunya pun sembuh. Setelah itu, baju yang ia
berikan dipakai oleh ibunya. Dea pun sangat senang melihatnya. Dalam hati,
ibunya berharap semoga Dea dapat menjadi anak yang lebih baik lagi dari
sebelumnya dan dapat selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada
keluarganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar